Senin, 06 Juni 2011

Makanan Khas Minahasa

Dahulu orang selalu berpikir dua kali sebelum melangkahkan kaki menuju rumah makan Manado. Pertama, khawatir kalau salah pilih karena nama masakan yang tidak akrab, dan kedua takut kepedasan.
Maklumlah masakan orang Minahasa hampir semuanya pedas mulai dari sup hingga hidangan utamanya. Hampir semuanya memakai cabai rawit atau biasa dipanggil rica anjing.
Cabai rawit ini dipanggil dengan nama itu karena orang Manado sejak dulu kalau memasak daging anjing atau RW (rintek wuuk bahasa Tombulu, artinya bulu halus) selalu memakai cabai rawit ini, hingga sebutan itu menjadi pas dan populer.
Tapi kini rasa takut untuk makan di resto Manado lambat laun telah hilang. Bahkan kini sebaliknya, hidangan Minahasa banyak dicari para penggemar ”goyang lidah”.



Sekarang banyak orang mulai lebih mengetahui bahwa makanan ini sebetulnya sehat dan halal karena kebanyakan resto Manado tidak menjual daging anjing dan babi. Strategi ini didasarkan pada pemikiran, bahwa kalau hidangan yang disediakan halal, maka segmen pasarnya pasti lebih besar.
Selain itu, hidangan Manado pada umumnya sangat menggiurkan karena disandarkan pada bumbu segar seperti daun kemangi, daun jeruk, daun sereh, daun bawang, daun gedi, daun bulat, daun selasih, daun cengkeh, daun pandan, cabai, jeruk limo, lemon cui, jahe dan lainnya.
Umumnya orang Minahasa memasak secara tradisional sejak dulu. Jika meracik masakan pada umumnya mereka tidak pernah memakai bahan-bahan penyedap sebagai tambahan agar masakan itu terasa lebih lezat. Bahkan jika ditambahkan bumbu penyedap, rasa dan aromanya berbeda.






0 komentar:

Posting Komentar